Alasan Investasi Asing di Startup Berkembang Pesat, Totalnya Capai Puluhan Triliun - IDS Digital College

Alasan Investasi Asing di Startup Berkembang Pesat, Totalnya Capai Puluhan Triliun

Alasan Investasi Asing di Startup Berkembang Pesat, Totalnya Capai Puluhan Triliun


Selama beberapa tahun terakhir, keberadaan perusahaan rintisan atau yang lebih dikenal dengan istilah startup mulai mewabah di Indonesia. Fenomena ini tentu dibarengi oleh perkembangan teknologi dan tuntutan hidup masyarakat yang serba praktis. Kesuksesan yang ditorehkan oleh beberapa perusahaan startup tak luput dari derasnya dari para pemodal. Peluang kerja juga semakin terbuka lebar. Banyak dari pekerja berkarir di bidang ini karena memiliki skill yang sesuai atau bahkan ada juga yang mengambil kuliah kelas karyawan. Orang-orang saling berkompetisi agar bisa bekerja secara profesional. Lalu, sebenarnya apa yang membuat startup bisa berkembang begitu cepat? Cari tau lebih lanjut, yuk! Total Investasi Mencapai 64 Triliun Rupiah Munculnya gelar “Unicorn” yang diberikan pada startup dengan valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS dari Indonesia tidak luput dari dukungan serta dana yang dikucurkan oleh investor. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Google Indonesia dan AT Kearney dengan tahun rilis akhir 2017 menyatakan bahwa, nilai investasi di bidang startup teknologi di Indonesia menempati urutan ketiga terbesar setelah sektor migas, dengan total investasi yang masuk berjumlah Rp40 triliun pada periode Januari hingga Agustus 2017. Sementara, catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) suntikan dana asing kepada sejumlah startup di Indonesia berbasis teknologi sepanjang tahun 2016 telah mencapai 4,8 miliar dollar AS atau setara dengan Rp64 triliun. Independent Wealth Management Advisor serta Co-Founder dan Managing Partner Jagartha Advisors, Ari Adil menilai bahwa para investor sangat cermat dan jeli dalam melihat konsep bisnis yang diusung oleh startup. Terus Merugi Sambil Mengejar Ekspansi Konsep startup berbeda dengan apa yang diterapkan kepada bisnis perusahaan konvensional pada umumnya yang berfokus mengejar profit. Tren yang berkembang adalah tren merugi namun tetap mengejar ekspansi. Hal ini bisa terjadi karena mengejar valuasi. Indonesia didukung oleh stabilitas makroekonomi, demografi, dan penetrasi pengguna internet yang meningkat mencapai 54 persen. Kondisi tersebut membuka peluang besar dalam pertumbuhan ekonomi digital. “Investor asing dalam hal ini melihat pangsa pasar yang begitu besar di Indonesia bagi pertumbuhan bisnis startup ­tersebut, sehingga startup Unicorn ini mendapat nilai yang sangat baik di mata asing,” ujar Ari seperti dikutip dari Beritagar. Tiga Startup Unicorn di Indonesia Fenomena sharing economy atau ekonomi berbagi juga disinyalir jadi faktor pemicu utama masuknya dana investasi asing yang fantastis. Indonesia memiliki empat startup Unicorn dan terbagi ke dalam tiga jenis industri. Pertama, Go-Jek yang merajai sektor transportasi. Kedua, Tokopedia dan Bukalapak sebagai marketplace memberikan solusi belanja instan. Sementara Traveloka, untuk masyarakat yang gemar traveling. Hingga kini, empat perusahaan tersebut mampu menjadi korporasi dengan nilai valuasi di atas 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau lebih dari Rp13 triliun. Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka memaksimalkan konsep one stop solution dalam satu aplikasi. Bagi pemerintah, dana dari investor asing ke rintisan Unicorn adalah bagian dari Foreign Direct Investment (FDI) yang berpotensi menambah pemasukan devisa negara. FDI dianggap jadi salah satu yang dibutuhkan untuk menopang perekonomian dan negara. Eksistensi startup di Indonesia ternyata juga menopang perekonomian negara. Tidak hanya itu, peluang kerja di bidang ini pun jadi semakin luas. Kamu yang tertarik untuk berkarir di startup dapat mengikuti kuliah kelas karyawan di IDS Digital College. Cari tau informasinya lebih lanjut dengan cek website IDS Digital College, ya!

Selama beberapa tahun terakhir, keberadaan perusahaan rintisan atau yang lebih dikenal dengan istilah startup mulai mewabah di Indonesia. Fenomena ini tentu dibarengi oleh perkembangan teknologi dan tuntutan hidup masyarakat yang serba praktis. Kesuksesan yang ditorehkan oleh beberapa perusahaan startup tak luput dari derasnya dari para pemodal. Peluang kerja juga semakin terbuka lebar. Banyak dari pekerja berkarir di bidang ini karena memiliki skill yang sesuai atau bahkan ada juga yang mengambil kuliah kelas karyawan. Orang-orang saling berkompetisi agar bisa bekerja secara profesional. Lalu, sebenarnya apa yang membuat startup bisa berkembang begitu cepat? Cari tau lebih lanjut, yuk!

Total Investasi Mencapai 64 Triliun Rupiah

Munculnya gelar “Unicorn” yang diberikan pada startup dengan valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS dari Indonesia tidak luput dari dukungan serta dana yang dikucurkan oleh investor. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Google Indonesia dan AT Kearney dengan tahun rilis akhir 2017 menyatakan bahwa, nilai investasi di bidang startup teknologi di Indonesia menempati urutan ketiga terbesar setelah sektor migas, dengan total investasi yang masuk berjumlah Rp40 triliun pada periode Januari hingga Agustus 2017.

Sementara, catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) suntikan dana asing kepada sejumlah startup di Indonesia berbasis teknologi sepanjang tahun 2016 telah mencapai 4,8 miliar dollar AS atau setara dengan Rp64 triliun. Independent Wealth Management Advisor serta Co-Founder dan Managing Partner Jagartha Advisors, Ari Adil menilai bahwa para investor sangat cermat dan jeli dalam melihat konsep bisnis yang diusung oleh startup. 

Terus Merugi Sambil Mengejar Ekspansi

Konsep startup berbeda dengan apa yang diterapkan kepada bisnis perusahaan konvensional pada umumnya yang berfokus mengejar profit. Tren yang berkembang adalah tren merugi namun tetap mengejar ekspansi. 

Hal ini bisa terjadi karena mengejar valuasi. Indonesia didukung oleh stabilitas makroekonomi, demografi, dan penetrasi pengguna internet yang meningkat mencapai 54 persen. Kondisi tersebut membuka peluang besar dalam pertumbuhan ekonomi digital. 

“Investor asing dalam hal ini melihat pangsa pasar yang begitu besar di Indonesia bagi pertumbuhan bisnis startup ­tersebut, sehingga startup Unicorn ini mendapat nilai yang sangat baik di mata asing,” ujar Ari seperti dikutip dari Beritagar. 

Tiga Startup Unicorn di Indonesia

Fenomena sharing economy atau ekonomi berbagi juga disinyalir jadi faktor pemicu utama masuknya dana investasi asing yang fantastis. Indonesia memiliki empat startup Unicorn dan terbagi ke dalam tiga jenis industri. Pertama, Go-Jek yang merajai sektor transportasi. Kedua, Tokopedia dan Bukalapak sebagai marketplace memberikan solusi belanja instan. Sementara Traveloka, untuk masyarakat yang gemar traveling.

Hingga kini, empat perusahaan tersebut mampu menjadi korporasi dengan nilai valuasi di atas 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau lebih dari Rp13 triliun.

Baca Juga : 3 Startup Indonesia yang Justru Berkembang di Tengah Pandemi 

Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka memaksimalkan konsep one stop solution dalam satu aplikasi. Bagi pemerintah, dana dari investor asing ke rintisan Unicorn adalah bagian dari Foreign Direct Investment (FDI) yang berpotensi menambah pemasukan devisa negara. FDI dianggap jadi salah satu yang dibutuhkan untuk menopang perekonomian dan negara. 

Eksistensi startup di Indonesia ternyata juga menopang perekonomian negara. Tidak hanya itu, peluang kerja di bidang ini pun jadi semakin luas. Kamu yang tertarik untuk berkarir di startup dapat mengikuti kuliah kelas karyawan di IDS Digital College. Cari tau informasinya lebih lanjut dengan cek website IDS Digital College, ya!

Posted in: News


    WhatsApp chat