Kelompok Hacker Malaysia Berhasil Retas Ribuan CCTV di Israel - IDS Digital College

Kelompok Hacker Malaysia Berhasil Retas Ribuan CCTV di Israel

Kelompok Hacker Malaysia Berhasil Retas Ribuan CCTV di Israel


Sekelompok hacker yang berasal dari Malaysia, bernama DragonForce Malaysia telah berhasil meretas berbagai jaringan CCTV yang ada di Israel, mulai dari tempat tinggal para warga di negara itu, bahkan hingga lembaga pemerintah. Melalui akun jejaring sosial Facebook, kelompok hacker ini memperlihatkan hasil tangkapan gambar CCTV yang menampilkan bagian dalam rumah penduduk Israel. Dalam unggahan tersebut, mereka menuliskan sebuah pesan yang menegaskan bahwa apa yang mereka lakukan adalah sebuah formasi perang dan pertempuran rakyat Malaysia. “Halo, Israhell. Lebih dari 5.000 CCTV telah diretas, termasuk milik gedung-gedung pemerintah dan dinas paling rahasia. Kami lebih dekat dari yang Anda pikirkan. Gambar membahayakan CCTV dan SCADA,” tulis Dragon Force Malaysia dalam unggahan di Facebook, yang dilansir dari World of Buzz, Kamis (20/5). Dari World of Buzz pula diketahui bahwa DragonForce melakukan peretasan di bawah Ops Bedil yang serupa dengan Operasi Senapan. Apa yang mereka lakukan ini disinyalir berkaitan dengan berlanjutnya situasi ketegangan antara Israel dan Palestina. Peretasan dilakukan sebagai tindakan menentang kekejaman Israel terhadap Palestina, mengingat konflik yang meningkat beberapa pekan terakhir. Hal ini membuat Malaysia menjadi salah satu negara yang ditargetkan. Ketegangan terbaru antara Israel dan Palestina, diawali dari Yerusalem Timur pada bulan lalu. Pada waktu itu, pecahnya bentrok antara warga Palestina dan polisi Israel merupakan tanggapan atas ancaman penggusuran puluhan keluarga Palestina oleh pemukim Yahudi. Situasi menjadi lebih buruk ketika polisi Israel menyerbu Masjid al-Aqsha di Kota Tua Yerusalem, yang merupakan situs suci ketiga bagi umat Islam. Dari kejadian ini, ratusan jamaah yang kebanyakan adalah warga Palestina terluka. Sebagai bentuk balasan, Hamas kemudian meluncurkan roket ke Israel, yang selanjutnya dibalas kembali oleh Israel dengan meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza. Pada serangan ini, ada lebih dari 200 orang meninggal sejak awal pertempuran berlangsung. Korban termasuk 63 anak-anak dan 36 perempuan. Sedangkan, dari pihak Israel sendiri dilaporkan 12 orang tewas. Selain hacker Malaysia, ternyata baru-baru ini kelompok hacker Indonesia yang mengatasnamakan dirinya sebagai Ganosec Team atau Garuda Anon Security mengaku telah meretas email dan ratusan nomor WhatsApp penduduk Israel. Hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas ke sesama negara yang mayoritas berpenduduk Muslim. Namun, hal tersebut tidak langsung mudah untuk dibuktikan. Menurut pakar cyber security Indonesia, Pratama Persadha, "Biasanya ada pihak yang mengunggah proses dan keberhasilan di video. Hal semacam ini memang banyak ditemui di YouTube. Artinya, ada potensi di mana SDM di Tanah Air bisa dimaksimalkan lebih baik lagi. Khususnya membentuk SDM yang bisa berkontribusi dalam era cyberwarfare." Pratama juga menghimbau agar masyarakat tetap bisa menjaga diri di ranah digital. Karena berbagai tindak peretasan yang melibatkan berbagai warga negara terkait konflik Palestina dan Israel sudah lama terjadi. Jika kamu tertarik untuk lebih mendalami tentang dunia cyber security Indonesia, kamu bisa coba untuk kerja sambil kuliah di jurusan Sistem Informasi atau jurusan Teknik Informatika di IDS Digital College. Tampaknya beberapa tahun mendatang, pengawasan dunia maya akan terus menjadi hal yang biasa. Yuk, ciptakan sistem keamanan baru dengan gabung di IDS Digital College!

Sekelompok hacker yang berasal dari Malaysia, bernama DragonForce Malaysia telah berhasil meretas berbagai jaringan CCTV yang ada di Israel, mulai dari tempat tinggal para warga di negara itu, bahkan hingga lembaga pemerintah. Melalui akun jejaring sosial Facebook, kelompok hacker ini memperlihatkan hasil tangkapan gambar CCTV yang menampilkan bagian dalam rumah penduduk Israel. 

Dalam unggahan tersebut, mereka menuliskan sebuah pesan yang menegaskan bahwa apa yang mereka lakukan adalah sebuah formasi perang dan pertempuran rakyat Malaysia. “Halo, Israhell. Lebih dari 5.000 CCTV telah diretas, termasuk milik gedung-gedung pemerintah dan dinas paling rahasia. Kami lebih dekat dari yang Anda pikirkan. Gambar membahayakan CCTV dan SCADA,” tulis Dragon Force Malaysia dalam unggahan di Facebook, yang dilansir dari World of Buzz, Kamis (20/5). 

Dari World of Buzz pula diketahui bahwa DragonForce melakukan peretasan di bawah Ops Bedil yang serupa dengan Operasi Senapan. Apa yang mereka lakukan ini disinyalir berkaitan dengan berlanjutnya situasi ketegangan antara Israel dan Palestina. Peretasan dilakukan sebagai tindakan menentang kekejaman Israel terhadap Palestina, mengingat konflik yang meningkat beberapa pekan terakhir. Hal ini membuat Malaysia menjadi salah satu negara yang ditargetkan.

Ketegangan terbaru antara Israel dan Palestina, diawali dari Yerusalem Timur pada bulan lalu. Pada waktu itu, pecahnya bentrok antara warga Palestina dan polisi Israel merupakan tanggapan atas ancaman penggusuran puluhan keluarga Palestina oleh pemukim Yahudi. Situasi menjadi lebih buruk ketika polisi Israel menyerbu Masjid al-Aqsha di Kota Tua Yerusalem, yang merupakan situs suci ketiga bagi umat Islam. Dari kejadian ini, ratusan jamaah yang kebanyakan adalah warga Palestina terluka. 

Sebagai bentuk balasan, Hamas kemudian meluncurkan roket ke Israel, yang selanjutnya dibalas kembali oleh Israel dengan meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza. Pada serangan ini, ada lebih dari 200 orang meninggal sejak awal pertempuran berlangsung. Korban termasuk 63 anak-anak dan 36 perempuan. Sedangkan, dari pihak Israel sendiri dilaporkan 12 orang tewas.

Selain hacker Malaysia, ternyata baru-baru ini kelompok hacker Indonesia yang mengatasnamakan dirinya sebagai Ganosec Team atau Garuda Anon Security mengaku telah meretas email dan ratusan nomor WhatsApp penduduk Israel. Hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas ke sesama negara yang mayoritas berpenduduk Muslim. 

Baca Juga: Mengenal Ethical Hacker, Profesi yang Dibayar Untuk Meretas Sistem

Namun, hal tersebut tidak langsung mudah untuk dibuktikan. Menurut pakar cyber security Indonesia, Pratama Persadha,  “Biasanya ada pihak yang mengunggah proses dan keberhasilan di video. Hal semacam ini memang banyak ditemui di YouTube. Artinya, ada potensi di mana SDM di Tanah Air bisa dimaksimalkan lebih baik lagi. Khususnya membentuk SDM yang bisa berkontribusi dalam era cyberwarfare.” Pratama juga menghimbau agar masyarakat tetap bisa menjaga diri di ranah digital. Karena berbagai tindak peretasan yang melibatkan berbagai warga negara terkait konflik Palestina dan Israel sudah lama terjadi.

Jika kamu tertarik untuk lebih mendalami tentang dunia cyber security Indonesia, kamu bisa coba untuk kerja sambil kuliah di jurusan Sistem Informasi atau jurusan Teknik Informatika di IDS Digital College. Tampaknya beberapa tahun mendatang, pengawasan dunia maya akan terus menjadi hal yang biasa. Yuk, ciptakan sistem keamanan baru dengan gabung di IDS Digital College!

Posted in: News


    WhatsApp chat