Mengenal Ethical Hacker, Profesi yang Dibayar Untuk Meretas Sistem - IDS Digital College

Mengenal Ethical Hacker, Profesi yang Dibayar Untuk Meretas Sistem

Mengenal Ethical Hacker, Profesi yang Dibayar Untuk Meretas Sistem


Kalau mendengar kata hacker, apa yang pertama kali muncul di benakmu? Mungkin kebanyakan menjawab meretas secara ilegal, mencuri data, merugikan pengguna, dan hal-hal negatif lainnya. Tapi, hacker nggak selamanya buruk, lho. Bahkan di istilah IT, peretasan etis alias ethical hacking sudah umum dan wajar. Kamu pun bisa mempelajari ilmunya di sekolah atau perguruan tinggi. Belum terlambat untuk belajar, meski kamu sibuk sekalipun International Design School menawarkan kuliah kelas karyawan di Jakarta. Menarik kan? Nah, buat kamu yang masih asing sama istilah ethical hacking, simak pembahasan berikut, yuk! Apa Sih Ethical Hacking Itu? Ethical hacking (peretasan etis) juga dikenal sebagai pengujian penetrasi atau pengujian pena yang secara legal membobol komputer dan perangkat dengan tujuan untuk menguji pertahanan organisasi. Ini jadi salah satu pekerjaan IT paling menarik karena bisa dilakukan oleh siapa pun. Bahkan, kamu dibayar untuk mengetahui perkembangan teknologi terbaru dan masuk ke komputer atau perangkat lain tanpa ancaman hukum. Mengidentifikasi Keamanan Sistem Perusahaan sengaja melibatkan para ethical hacker untuk mengidentifikasi kerentanan dalam sebuah sistem. Tugasmu yaitu berusaha meretas sebisa mungkin dan mencari mencari celah keamanan untuk masuk ke dalam sistem. Jika tidak ditemukan celah, maka sistem sudah terkunci dengan sangat baik dan aman. Apa yang Dilakukan Peretas Etis? Meski terkesan sederhana, sebenarnya ada banyak hal yang dipersiapkan oleh peretas etis, termasuk soal lingkup dan penetapan tujuan. Langkah pertama, kamu harus mempersiapkan aset komputer untuk pengujian, memperhitungkan terjadinya gangguan layanan, hal-hal apa saja yang dicakup, dan masih banyak lagi. Ruang lingkup dan tujuan harus dijelaskan secara rinci untuk disepakati sebelum melakukan ujian penetrasi apa pun. Langkah kedua, mempelajari tentang target yang mau diretas. Setiap peretas etis memulai peretasan aset mereka dengan mempelajari sebanyak mungkin terkait target pengujian. Ethical hacker harus mengetahui alamat IP, platform OS, aplikasi, nomor versi, level patch, port jaringan yang diiklankan, pengguna, dan lain-lain. Setidaknya, ethical hacker menggunakan informasi yang telah dipelajari untuk melakukan analisis lanjutan dan percobaan serangan. Ketiga, membobol aset target. Penguji perlu mengeksploitasi kerentanan untuk mendapatkan akses yang tidak sah atau penolakan pada layanan (jika itu tujuannya). Peretas tidak bisa membobol aset tertentu, mereka harus mencoba aset di lingkup lainnya. Selain menggunakan informasi yang didapat untuk melakukan eksploitasi, penetrasi juga memerlukan kesabaran dan ketelitian. Namun, hal itu juga tergantung dari kerentanan, cakupan, dan eksploitasinya. Jika ditemukan kerentanan, maka bisa diotomatiskan menggunakan eksploitasi perangkat lunak atau pemindaian kerentanan. Selanjutnya, penguji akan melakukan tindakan tujuan yang telah disepakati menggunakan komputer yang saat ini dieksploitasi untuk mendapat akses lebih dekat ke tujuan akhir. Terkadang, tujuan dari ethical hacker harus dibuktikan, seperti berhasil mengungkap rahasia sistem, data rahasia, atau berwujud dokumentasi. Maka itu, hacker semestinya mendokumentasi upaya ketika hacking. Penguji profesional harus menulis dan menyajikan laporan yang telah disepakati, termasuk temuan dan kesimpulan. Hacker merupakan seorang yang terampil dalam meretas keamanan siber dan tidak semuanya ilegal. Ethical hacker merupakan profesi yang justru berperan penting di dunia cyber security. Buat kamu yang tertarik untuk mendalami ilmu tentang cyber security Indonesia, bisa belajar di IDS Digital College. Nggak punya banyak waktu belajar karena sibuk bekerja? Tenang, kamu tetap bisa mengikuti kelas dengan kuliah kelas karyawan di Jakarta. Ada banyak pilihan jurusan IT lho!

Kalau mendengar kata hacker, apa yang pertama kali muncul di benakmu? Mungkin kebanyakan menjawab meretas secara ilegal, mencuri data, merugikan pengguna, dan hal-hal negatif lainnya. Tapi, hacker nggak selamanya buruk, lho. Bahkan di istilah IT, peretasan etis alias ethical hacking sudah umum dan wajar. Kamu pun bisa mempelajari ilmunya di sekolah atau perguruan tinggi. Belum terlambat untuk belajar, meski kamu sibuk sekalipun International Design School menawarkan kuliah kelas karyawan di Jakarta. Menarik kan? Nah, buat kamu yang masih asing sama istilah ethical hacking, simak pembahasan berikut, yuk!

Apa Sih Ethical Hacking Itu?

Ethical hacking (peretasan etis) juga dikenal sebagai pengujian penetrasi atau pengujian pena yang secara legal membobol komputer dan perangkat dengan tujuan untuk menguji pertahanan organisasi. Ini jadi salah satu pekerjaan IT paling menarik karena bisa dilakukan oleh siapa pun. Bahkan, kamu dibayar untuk mengetahui perkembangan teknologi terbaru dan masuk ke komputer atau perangkat lain tanpa ancaman hukum. 

Mengidentifikasi Keamanan Sistem

Perusahaan sengaja melibatkan para ethical hacker untuk mengidentifikasi kerentanan dalam sebuah sistem. Tugasmu yaitu berusaha meretas sebisa mungkin dan mencari mencari celah keamanan untuk masuk ke dalam sistem. Jika tidak ditemukan celah, maka sistem sudah terkunci dengan sangat baik dan aman. 

Apa yang Dilakukan Peretas Etis?

Meski terkesan sederhana, sebenarnya ada banyak hal yang dipersiapkan oleh peretas etis, termasuk soal lingkup dan penetapan tujuan. Langkah pertama, kamu harus mempersiapkan aset komputer untuk pengujian, memperhitungkan terjadinya gangguan layanan, hal-hal apa saja yang dicakup, dan masih banyak lagi. Ruang lingkup dan tujuan harus dijelaskan secara rinci untuk disepakati sebelum melakukan ujian penetrasi apa pun. 

Langkah kedua, mempelajari tentang target yang mau diretas. Setiap peretas etis memulai peretasan aset mereka dengan mempelajari sebanyak mungkin terkait target pengujian. Ethical hacker harus mengetahui alamat IP, platform OS, aplikasi, nomor versi, level patch, port jaringan yang diiklankan, pengguna, dan lain-lain. Setidaknya, ethical hacker menggunakan informasi yang telah dipelajari untuk melakukan analisis lanjutan dan percobaan serangan. 

Baca Juga : Kenali Gerak Gerik Hacker yang Berpotensi Mencuri Akun Game Onlinemu!

Ketiga, membobol aset target. Penguji perlu mengeksploitasi kerentanan untuk mendapatkan akses yang tidak sah atau penolakan pada layanan (jika itu tujuannya). Peretas tidak bisa membobol aset tertentu, mereka harus mencoba aset di lingkup lainnya. Selain menggunakan informasi yang didapat untuk melakukan eksploitasi, penetrasi juga memerlukan kesabaran dan ketelitian. 

Namun, hal itu juga tergantung dari kerentanan, cakupan, dan eksploitasinya. Jika ditemukan kerentanan, maka bisa diotomatiskan menggunakan eksploitasi perangkat lunak atau pemindaian kerentanan. Selanjutnya, penguji akan melakukan tindakan tujuan yang telah disepakati menggunakan komputer yang saat ini dieksploitasi untuk mendapat akses lebih dekat ke tujuan akhir. Terkadang, tujuan dari ethical hacker harus dibuktikan, seperti berhasil mengungkap rahasia sistem, data rahasia, atau berwujud dokumentasi. Maka itu, hacker semestinya mendokumentasi upaya ketika hacking. Penguji profesional harus menulis dan menyajikan laporan yang telah disepakati, termasuk temuan dan kesimpulan. 

Hacker merupakan seorang yang terampil dalam meretas keamanan siber dan tidak semuanya ilegal. Ethical hacker merupakan profesi yang justru berperan penting di dunia cyber security. Buat kamu yang tertarik untuk mendalami ilmu tentang cyber security Indonesia, bisa belajar di IDS Digital College. Nggak punya banyak waktu belajar karena sibuk bekerja? Tenang, kamu tetap bisa mengikuti kelas dengan kuliah kelas karyawan di Jakarta. Ada banyak pilihan jurusan IT  lho!

Posted in: News


    WhatsApp chat