Tips Bijak Menggunakan Media Sosial - IDS Digital College

Tips Bijak Menggunakan Media Sosial

Tips Bijak Menggunakan Media Sosial


Tips bijak menggunakan media sosial adalah salah satu informasi yang sampai saat ini masih menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan. Media sosial yang sekarang sedang naik daun dan digunakan hampir sebagian besar orang di Indonesia, memiliki potensi bocor dan membuat data-data yang kita simpan di dalamnya menjadi tidak aman.

Oleh karena itu, setiap orang perlu mengetahui bagaimana tips bijak menggunakan media sosial supaya bisa mengenali potensi dan risiko ketika mengunggah sebuah data ke internet. Risiko itu bermacam-macam, mulai dari penjualan data, sampai pada penggunaan data yang tidak semestinya. Hal ini tentu merugikan seorang pengguna ketika data yang ia anggap aman ternyata justru sedang dijual belikan atau dipakai oleh orang lain untuk tujuan tertentu.

Kun Arief Cahyantoro, seorang ahli IT memberikan pemahaman kepada kita betapa terbukanya internet dan pentingnya untuk menjaga privasi atau data diri. Oleh karena itu, untuk mengetahui tips bijak menggunakan media sosial, simak artikel ini sampai tuntas.

Media Sosial

Jejak Digital

Jejak digital adalah suatu bayangan digital atau jejak elektronik yang ditinggalkan seseorang saat berselancar di internet. Jejak penggunaan seseorang secara digital ini mencakup kunjungan ke situs website dan informasi yang dikirimkan secara online. Jejak digital bisa digunakan untuk melacak aktivitas dan perangkat online seseorang.

Tidak hanya itu, jejak digital juga berhubungan dengan aplikasi favorit, pesan yang dikirimkan, video yang diunduh, sampai dengan komentar yang ditulis di media sosial. Semua itu merupakan jejak digital atau perilaku pengguna di internet yang sulit untuk dihapus. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak melakukan aktivitas secara sembarangan dan serampangan ketika berselancar di internet.

Selain bertujuan untuk menyimpan aktivitas pengguna di internet, jejak digital juga dilatarbelakangi karena adanya ilmu intelijen. Jejak digital sangat diperlukan oleh intelijen untuk mengidentifikasi perilaku seseorang pengguna di internet untuk membuat suatu kebijakan yang sesuai tepat. Ilmu yang dipakai dalam konteks ini adalah social media intelligence.

Social Media Intelligence

Cabang ilmu intelijen ini adalah ilmu yang dipakai oleh para intelijen untuk mengetahui perilaku seorang pengguna media sosial di internet. Open source intelligence adalah segala informasi yang tersedia secara publik dapat dikoleksi dan dapat dikumpulkan untuk tujuan tertentu kaitannya masalah kebutuhan intelijen.

Semua data yang tersebar di internet bersifat terbuka dan tidak tertutup. Semua orang bisa mengakses jejak digital orang lain tanpa memerlukan otorisasi khusus. Jadi peluang untuk data seseorang menjadi bocor dan disalahgunakan di internet sangatlah besar dan perlu mendapatkan perhatian khusus dari siapa saja termasuk pengguna.

Data yang bisa diakses adalah data yang juga berhubungan dengan data geografi, statistik, register data, website, blogging platform, search engine, arsip internet, dan e commerce platform.

Media Sosial

Jejak Digital Bukan Berita

Sejauh ini, masyarakat Indonesia menganggap bahwa jejak digital adalah semua yang tertulis di internet. Padahal bukan, jejak digital adalah perilaku pengguna internet itu sendiri dan bukan sebuah berita atau news. Sampai saat ini, masih banyak orang yang menggunakan berita dari sebuah media massa untuk menghakimi seseorang perihal jejak digital.

Jejak digital bukan berita adalah karena bahwa berita itu ditulis oleh seorang reporter. Seorang reporter berita tidak mencerminkan perilaku digital yang dilakukan oleh oran yang bersangkutan. Ia hanya menulis berita dan tidak ada hubungannya dengan seseorang yang ditulis. Oleh sebab itu, sebuah berita yang ditulis oleh media massa bukanlah sebuah jejak digital.

Anonim adalah Mitos

Mengingat mudahnya seseorang dalam mendapatkan akses untuk mengetahui jejak digital orang lain membuat beberapa pengguna internet memilih untuk menyembunyikan identitasnya. Dalam bahasa kekinian disebut sebagai anonim. Anonimisme adalah salah satu langkah seseorang yang bertujuan untuk mengelabui orang lain perihal identitas asli mereka.

Padahal, anonimisme adalah sebuah mitos. Tidak ada anonim di internet. Semua orang yang menggunakan internet dapat dilihat dengan jelas data-datanya. Mulai dari di mana ia tinggal, jenis kelamin, nama lengkap, tempat tanggal lahir, email, foto, sosial media, dan bahkan sampai kartu identitasnya. Jadi anonim bukanlah solusi.

Sebuah data yang sudah ada di internet sangatlah sulit untuk dihapus sehingga itu bisa dipakai oleh petugas atau intelijen dalam mencari dan menemukan identitas seseorang yang menyamarkan identitas aslinya. Begitu juga yang terjadi kepada orang yang mengaku sudah menutup akun media sosial. Biasanya, untuk mengamankan dirinya, orang akan memilih untuk menghapus atau menutup akun media sosial mereka.

Padahal, anggapan tersebut tentu adalah salah. Akun media sosial yang sudah ditutup tidak membuat data seorang pengguna menjadi aman. Orang lain bisa kapan pun mengakses kembali akun media sosial seseorang meskipun sudah dihapus dan ditutup.

Sumber: Ini Dia Tips Bijak Menggunakan Media Sosial

Posted in: News


    WhatsApp chat